APA ITU BANK SAMPAH ?
Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah.Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah.Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan .Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank.
MENGAPA HARUS ADA BANK SAMPAH ?
Tujuan didirikannya bank sampah, untuk memecah permasalahan sampah yang sampai saat ini belum juga bisa teratasi dengan baik. membiasakan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, mengiming-imingi warga agar mau memilah sampah sehingga lingkungannya bersih, Memaksimalkan pemanfaatan barang bekas, menanamkan pemahaman pada masyarakat bahwa barang bekas bisa berguna dan mengurangi jumlah barang bekas yang terbuang percuma.
BAGAIMANA SISTEM BANK SAMPAH ?
Cara kerja bank sampah adalah :
- Mengumpulkan semua sampah anorganik yang ada dilingkungan sekitar Anda.
- Sampah yang terkumpul tersebut, lalu dikumpulkan lagi ke petugas atau pengepul yang telah ditunjuk yang ada lingkungan tempat tinggal Anda.
- Kemudian sampah yang terkumpul tersebut dipilah-pilah sesuai jenisnya dan kemudian ditimbang.
- Selanjutnya, setelah ditimbang, sampah tersebut akan ditukarkan dengan sejumlah uang.
- Uang tersebut dapat diambil langsung atau dapat juga ditabungkan pada petugas yang ditunjuk di lingkungan tempat tinggal Anda. Namun, ada juga bank sampah yang langsung membuatkan buku tabungan untuk masing-masing anggotanya, sehingga sistem administrasi keuangannya bisa lebih jelas, transparan dan terorganisir.
Bank sampah yang baik harus memenuhi kriteria :
1. memiliki badan hukum
2. memiliki sistem administrasi yang jelas
3. memiliki pengepul tetap
4. memiliki buku tabungan
5. memiliki pihak penanggung jawab dan petugas lainnya.
Cara Pengelolaan Bank Sampah, yaitu :
- Membentuk sebuah bank sampah untuk menabung sampah-sampah yang dikumpulkan di lingkungan Anda,
- Kemudian menunjuk beberapa orang dilingkungan Anda sebagai petugas pengelola, yaitu minimal satu orang sebagai petugas pencatat administrasi keuangan, satu orang sebagai petugas pengelola tabungan, dan satu orang petugas untuk pengelola sampah (perantara pengepul).
- Masing-masing petugas tersebut memiliki peran sesuai tugasnya. Yaitu, Perantara pengepul melakukan negosiasi dengan para pengepul serta mengawasi proses pengepulan sampah. Sedangkan petugas administrasi keuangan bekerja sama dengan perantara pengepul akan mencatat hasil sampah yang terkumpul dari masing-masing warga. Dan pengelola tabungan akan menyetorkan tabungan dari masing-masing warga pada sebuah bank dan tentu saja bertugas juga untuk mengambilkan uang di bank jika ada warga yang ingin mengambil tabungannya.
- Proses pengepulan sampah harus terjadwal dengan baik, agar kerja bank sampah bisa lebih mudah dan efektif. Misalnya, warga dijadwalkan menyetorkan sampah anorganik setiap satu minggu sekali. Dengan begitu, akan lebih banyak sampah yang terkumpul dan uang yang dihasilkan pun akan lebih banyak.
- Jika bank sampah tersebut sudah memiliki administrasi yang baik, cara kerja pengelolaan yang baik, maka kualitas bank sampah dapat ditingkatkan dengan menambahkan kepemilikan badan hukum dan pembuatan buku tabungan sendiri. Sehingga, bank pengelola sampah tersebut akan lebih berprospek secara ekonomi.
Dengan keberadaan bank sampah dilingkungan setempat diharapkan dapat lebih meningkatkan kesadaran warga terhadap pentingnya pengelolaan sampah pada lingkungan masing-masing. Karena sampah anorganik merupakan sumber rupiah. Selain itu, dengan pengelolaan sampah, bisa meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan disekitar kita.
KAPAN BANK SAMPAH MULAI TERJADI ?
bank sampah didirikan di Dusun Badegan yang terletak diwilayah perkotaan kabupaten Bantul pada 23 Februari 2008 dengan nama BANK SAMPAH GEMAH RIPAH.
SIAPA PENCETUS BANK SAMPAH ?
Bank ini lahir dari ide seorang dosen di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan di Yogyakarta bernama Bambang Suwerda. Keaktifannya mengajar sebagai dosen tak membuat Bambang terjebak rutinitas. Ketika ide itu muncul, langsung dia berusaha mewujudkannya.
Sebagai dosen kuliah kesehatan masyarakat, dia menginginkan masyarakat di sekitar rumahnya hidup sehat. Begitu demam berdarah dengue (DBD) menyerang kampungnya, Bambang resah. Dia lantas menggagas pembentukan bengkel kesehatan lingkungan.
Dalam benak Bambang, dengan membentuk bengkel kesehatan lingkungan, ia bisa mengajak warga untuk lebih peduli pada kebersihan lingkungan. Dengan kepedulian itu, kasus DBD otomatis akan turun jumlahnya.
”Saya mulai dari hal sederhana, yakni membuang sampah, seperti kaleng bekas, pada tempatnya agar tidak menampung air. Masyarakat saya ajak untuk mengumpulkan sampah dan memilahnya. Awalnya respons masyarakat tidak terlalu bagus karena mereka menilai sampah adalah urusan cetek yang tak perlu dibuat serius,” kata Bambang.
”Namun, konsep mereka baru sebatas mengumpulkan, lalu mengolahnya menjadi produk yang lebih bermanfaat,” katanya.
DIMANA IDE BANK SAMAPAH DICETUSKAN ?
Bank yang satu ini memang Bank tempat menabung sampah dalam arti yang sebenarnya. Lebih jelas lagi, nasabah menabungkan sampah mereka di Bank tersebut.
Adalah Bank Sampah dengan nama Gemah Ripah yang menjadi pelopor Bank Sampah di Indonesia yang didirikan oleh masyarakat Dusun Bandegan, Bantul, DI Yogyakarta.
Pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk Rupiah (uang)…. jadi bukan menabung sampah menarik sampah…
Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain, untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan pengolah pupuk organik untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar